Sounds cliche.
Iya coba aja bayangin hidup tanpa cinta.
Tanpa cinta kedua orang tua
Tanpa cinta ibu yang sepanjang masa
Tanpa cinta saudara-saudara
Tanpa cinta sahabat-sahabat
Gimana jadinya hidup kita?
Ibarat langit, tanpa cinta, langit mendung terus..suram..
Jadi sebegitu pentingnyalah hidup penuh cinta, bagi saya.
Belakangan saya ketemu beberapa teman lama yang mengajukan pertanyaan : "How's love life?"
And suddenly I'm just pretending not hearing any question. Hahaha...
Tentu saja yang dimaksud teman saya bukan cinta ibu, saudara, sahabat.
Tapi love romance.
Nah soal cinta yang ini kadang saya sendiri juga susah menjelaskan.
Banyak yang nanya : "Nunggu apa lagi sih? Umur udah cukup banget, kerjaan udah mapan. Terlalu pemilih nih pasti... etc..etc..etc.."
Jawaban saya ga pernah berubah: "Belum ketemu aja sama jodohnya. Doain ya biar disegerakan.." dan ga lupa ngomongnya sambil senyum memelas.
Is it that hard to find "the one"?
For some people, their other half just right in front of them. And for some other, their half soul might be across the sea and they keep searching for each other.
Will they be happy after they finally meet?
Only time will tell.
Di Indonesia, ketemu jodoh artinya menikah.
Tapi di usia saya yang semakin
Getting married is not about you and your other half.
Tentu saja most part is taken by both of you.
Menikah artinya menyatukan dua visi dalam satu komitmen.
Menikah berarti siap buat memikirkan "kita" dan mengesampingkan "aku".
Menikah berarti bersedia kompromi, toleransi, bersabar.
Menikah berarti menyamakan langkah, menstabilkan kemudi, memiliki tujuan yang jelas dan bersama-sama mengarah ke sana.
Menikah berarti harta bersama. Harus punya financial planning.
Tapi di luar itu, menikah berarti menyatukan dua keluarga. Kadang artinya berarti kelurga besar.
Haruskah melibatkan keluarga?
Selama masih berencana tinggal di Indonesia, maka jawabannya iya.
Saya ga punya banyak sejarah percintaan. Mantan pacar ada satu. Setelah pacaran sekian lama akhirnya bubar juga. Alasannya sih simple aja - belum jodoh. Mau dipaksain secinta apapun ga bakalan bisa langgeng ya.
Dari pengalaman itu saya jadi agak lebih berhati-hati untuk menjalin hubungan dengan orang baru. Kenalan dan teman sih sebanyak-banyaknya ya.. tapi yang beneran saya suka haruslah orang yang memang serius. And a firm commitment is all I need.
Tapi memang, lagi-lagi doa ibu saya, dan juga emang katanya jodoh itu datengnya ga disangka-sangka.. I finally met my Prince Charming!
Salah satu sahabat lama sayalah yang memperkenalkan kami berdua.
Sejak awal ketemu, rasanya langsung "klik". Meskipun banyak perbedaan di antara kami, tapi banyak juga kesamaan sifat. Dan ternyata "klik" itu bukan cuma antara kami, tapi juga antara keluarga.
Pria ini mungkin memenuhi 90% kriteria pria idaman saya. Berani. Pintar. Baik hati. Bertangungjawab. Bisa diandalkan. Sosok yang saya sayangi dan saya kagumi, sekaligus orang yang perhatian dengan orangtua saya.
Mungkin ini yang namanya jodoh. Tidak butuh lama bagi kami untuk memutuskan menikah.
We are a perfect match for each other. It did took a while before we met. But all are worth the wait.
And by the way, we're getting married next month..